Beritateratas.com - Jagat media sosial jadi riuh karena pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang membahas penggunaan surat Al Maidah ayat 51, dalam suasana menjelang Pemilihan Gubernur DKI 2017.
Sekadar catatan, ayat itu memang kerap menjadi materi kampanye untuk mengarahkan warga muslim DKI agar tidak memilih Ahok. Semisal ketika dipakai Hizbut Tahrir Indonesia dan Gema Pembebasan dalam kasus video #TolakPemimpinKafir, beberapa waktu silam.
Namun masalah datang saat Ahok yang mengutipnya dalam pidatonya di hadapan warga Kepulauan Seribu, pekan lalu (27/9).
Kecaman datang
Sejumlah situs web ikut memanaskan suasana pasca-pernyataan Ahok itu.
Semisal yang terlihat dalam judul tulisan Islamedia.id: "Di hadapan Warga Kepulauan Seribu, Ahok Sebut Al-Qur'an Sebagai Kitab yang Membodohi Umat Islam".
Ada lagi judul tulisan yang memosisikan Ahok telah menyebut surat Al Maidah bohong belaka. Contohnya dalam judul VOA Islam, "Soal Pemimpin Kafir, Ahok Sebut Umat Islam Telah Dibohongi Surat Al Maidah Ayat 51".
Perkara makin ramai setelah munculnya petisi bertajuk "Ahok Jangan Lecehkan Ayat Al-Quran!" di Change.org. Kurang dari 24 jam, petisi yang digagas akun Irfan Noviandana itu sudah menuai lebih dari 31 ribu dukungan, Kamis malam (6/10).
Di linimasa Twitter keriuhan pun tercipta. Kata kunci "Basuki Tjahaja Purnama" dan "Al Maidah" ikut masuk Tren Twitter Indonesia, Kamis (6/10). Kecaman terhadap Ahok pun berdatangan.
Buntutnya berbagai ormas islam sampai ACTA melaporkan Ahok ke Bareskrim yang kemudian ditolak karena harus ada Fatwa MUI.
Pandangan Ulama
Sementara Wakil Katib Syuriah PWNU DKI-Jakarta, Taufik Damas menilai, tidak ada kata-kata Ahok yang dituding banyak pihak menistakan Alquran. Hal itu disimpulkannya setelah melihat dan mendengarkan secara utuh rekaman video pidato Ahok di Kepulauan Seribu yang berdurasi 1 jam 43 menit.
"Seharusnya kita lihat video aslinya yang utuh. Saya sudah melihat, dan suasananya sangat cair. Masyarakat tampak antusias dan gembira mendengarkan pidato Ahok ketika itu. Lagi pula, saya perhatikan ucapan Ahok itu tidak bermaksud melecehkah ayat dalam surat Al-Maidah itu. Ucapan Ahok itu bermakna memang ada orang yang yang menggunakan ayat tersebut dalam konteks pemilihan kepada daerah di Jakarta, khususnya menyangkut larangan memilih pemimpin non-muslim. Jadi titik tekannya adalah kalimat 'membohongi pakai ayat', bukan ayatnya yang membohongi," kata tokoh muda NU ini, Jumat (7/10).
Sementara menurut pendapat Menurut pakar tafsir Al-Qur’an Prof. Quraish Shihab, ayat di atas tidaklah berdiri sendiri namun memiliki kaitan dengan ayat-ayat sebelumnya. Hanya memenggal satu ayat dan melepaskan ayat lain berimplikasi pada kesimpulan akhir. Padahal, Al-Maidah ayat 51 merupakan kelanjutan atau konsekuensi dari petunjuk-petunjuk sebelumnya.
Di sisi lain, sejumlah pengguna Twitter juga tampil membela Ahok. Para pendukung ini menyebut bahwa pernyataan Ahok tidak mengarah pada penghinaan Al-Quran ataupun surat Al Maidah.
Mereka menekankan, bunyi pernyataan Ahok adalah "Dibohongin pakai (dengan) surat Al Maidah ayat 51." Kata mereka, Ahok tidak menyatakan, "Dibohongin oleh surat Al Maidah ayat 51."
Lebih kurang, menurut para pendukung ini, pernyataan Ahok merujuk pada praktik penggunaan surat Al Maidah ayat 51 jelang Pilgub DKI 2017.
Yang heboh lagi justru para pendukung Ahok memunculkan foto Gubernur Aher saat menghadiri perayaan Natal tahun 2012 silam, untuk menjadi pembanding dengan apa yang dialami Ahok.
Dipostingkan oleh akun Andrian Kaifan,
Lagi hangat gosip penistaan agama. Bolehkah seorang muslim berdo'a dengan dipimpin seorang kafir? :D Boleh, selama tdk dihebohkan.. :D
Wah...tambah ramai saja perihal Ahok dan Almaidah 51 ini. Bagaimana menurut anda?
Penulis: Dian Ariyani@Beritateratas.com
0 Response to "Heboh Ahok dan Almaidah, Netizen Ramai Bandingkan Aher Yang Berdoa Di pimpin Non Muslim. Woww....!!"
Posting Komentar