Beritateratas.com - Jagat media sosial jadi riuh karena pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang membahas penggunaan surat Al Maidah ayat 51, dalam suasana menjelang Pemilihan Gubernur DKI 2017.
Sekadar catatan, ayat itu memang kerap menjadi materi kampanye untuk mengarahkan warga muslim DKI agar tidak memilih Ahok. Semisal ketika dipakai Hizbut Tahrir Indonesia dan Gema Pembebasan dalam kasus video #TolakPemimpinKafir, beberapa waktu silam juga kerap dipakai FPI untuk melarang memilih Ahok.
Namun masalah datang saat Ahok yang mengutipnya dalam pidatonya di hadapan warga Kepulauan Seribu, pekan lalu (27/9).
Sejumlah ormas Islam seperti Muhammadiyah, MUI Sumsel sampai organisasi pengacara ACTA sudah melaporkan Ahok secara resmi ke Bareskrim, walaupun kemudian ditolak karena harus dilengkapi dengan Fatwa MUI Pusat.
Front Pembela Islam ( FPI ) melalui akun twitternya mengajak seluruh kaum muslim untuk turun kejalan mendemo Ahok terkait Almaidah 51 ini.
Anda yg tersakiti dg penistaan agama oleh Ahok, Mari kita gelar "Aksi Bela Islam" Jumat 14 Okt, Shalat Jumat di Istiqlal. Yg setuju sila RT.— Front Pembela Islam (@DPP_FPI) 8 Oktober 2016
Sementara menurut Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, Taufik Damas, mengaku sudah menonton penuh video mengenai perkataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang belakangan ini ramai dipersoalkan.
Dari video yang ditontonnya itu, Taufik menilai, Ahok tidak bermaksud melecehkah ayat dalam surat Al-Maidah ayat 51. Taufik menilai, Ahok ingin menyampaikan bahwa ada orang-orang yang kerap menggunakan ayat tersebut untuk kepentingan politik, khususnya dalam konteks pemilihan kepada daerah di Jakarta.
"Khususnya menyangkut larangan memilih pemimpin non-Muslim. Jadi, titik tekannya adalah kalimat 'membohongi pakai ayat', bukan ayatnya yang membohongi," kata Taufik lewat keterangan tertulis kepada pers yang dikutip beritateratas.com, Sabtu (8/10/2016).
Taufik mengakui, tidak semua orang yang membawa-bawa ayat Al Quran dalam konteks pilkada berarti membohongi masyarakat. Ia berpendapat, ada orang yang memang tulus meyakini ada larangan memilih pemimpin non-Muslim berdasarkan dalil-dalil ayat Al Quran. Ia menilai sikap itu harus dihargai.
Baca juga:
Rencana Bunuh Gubernur Ahok, Militan ISIS Ini Dihukum 6 Tahun Penjara....!!
Taufik juga menyadari bahwa ucapan Ahok sangat berpotensi disalahpahami. Karena itu, Taufik menilai wajar jika kemudian ada penilaian yang menyebut Ahok telah melakukan pelecehan terhadap ayat tersebut.
"Hanya saja, seharusnya kita lihat video aslinya yang utuh. Saya sudah melihat dan suasananya sangat cair. Masyarakat tampak antusias dan gembira mendengarkan pidato Ahok ketika itu," kata Taufik.
Agar kejadian serupa tidak terulang, Taufik menyarankan agar ke depannya tidak ada lagi yang menggunakan isu SARA (suku, agama, ras, dan antar-golongan) ke dunia politik. Isu SARA berpotensi melahirkan kontroversi.
"Karena dalam politik tak menutup kemungkinan ada orang yang menjadikan ayat-ayat hanya sebagai alat politik. Memperlakukan ayat-ayat sebagai alat politik justru inilah yang berbahaya karena berpotensi mengaburkan fakta politik yang sebenarnya," kata Taufik.
Sementara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyarankan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama untuk meminta maaf kepada umat Islam.
Komnas HAM khawatir jika terus dibiarakan bisa memicu konflik yang besar.
"Atas ucapan yang melecehkan tersebut, ada baiknya, sebelum terlambat, yang bersangkutan (Ahok) segera meminta maaf," kata Komisioner Komnas HAM, Maneger Nasution, Jumat (7/10).
Ahok juga harus berjanji tidak akan mengulangi perkataannya yang cacat nalar kemanusiaan tersebut di masa mendatang.
Reporter: Bimbim Susanto
Penulis : Vita Risma ©Beritateratas.com
Reporter: Bimbim Susanto
Penulis : Vita Risma ©Beritateratas.com
0 Response to "FPI Akan Kerahkan Massa Geruduk Kantor Ahok, Ulama NU Bela Ahok dan Bilang Begini.....!!"
Posting Komentar