Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengikuti sidang uji materi Undang-undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada, di Gedung Mahkamah Konstitusi, Rabu (19/10/2016).
Beritateratas.com - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), soal Pancasila ketika menghadiri acara ulang tahun politisi senior PDIP, Sabam Sirait, dicap sangat berbahaya. Hal itu disampaikan Ketua Umum Aliansi Nasionalis Indonesia (Anindo), Edwin Henawan Soekowati.
Edwin mengatakan, saat itu Ahok masih menyinggung soal dinamika kaum minoritas dan mayoritas. Pernyataan itu dinilai Edwin sebagai kekeliruan dalam menafsirkan Pancasila.
“Ahok mengatakan, bahwa Indonesia utuh apabila minoritas sudah menjadi presiden. Ini adalah penafsiran yang keliru dan sangat berbahaya. Karena statemen Ahok ini sama saja menilai bahwa Pancasila, walau dipimpin oleh mayoritas dan berhasil, tapi minoritas belum jadi presiden, maka Pancasila belum sempurna," ungkap Edwin, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/10).
Karena itu, Edwin meminta partai politik pengusung menertibkan bicara Ahok. "Jangan lagi berbicara yang menyinggung masalah suku, agama, ras dan antar golongan atau (SARA), yang berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia," pinta Edwin.
Menurut Edwin, sangat tidak relevan mempertentangkan soal SARA di Indonesia. Sebab, dalam pemilihan kepala daerah di tanah air sudah tidak ada lagi dikotomi yang berbau SARA.
“Sudah banyak contoh kepala daerah yang beragama Kristen/Katolik, etnis tertentu pun bisa menjadi walikota, bupati dan gubernur di daerah yang mayoritasnya beragama Islam. Contohnya Walikota Solo FX Rudi, mantan Gubernur Kalimantan Tengah Teras Narang , dan Gubernur Kalimantan Barat Cornelis dan banyak lagi," pungkas Erwin
Dalam sambutannya itu, Ahok menyinggung kesempatan kaum minoritas untuk menjadi pemimpin.
"Kalau suatu hari yang dicap minoritas di negeri ini konstitusi menjamin bisa menjadi presiden republik ini. Maka atap dan pagar rumah Pancasila lengkap kita bangun," ujar Ahok di hadapan Sabam dan para tamu undangan di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Sabtu (15/10).
Dia menambahkan sekiranya harapannya itu tercapai, Ahok menilai rumah Pancasila yang dicita-cita Presiden Soekarno telah terealisasi dengan utuh.
"Saya yakin semua yang hadir di tempat ini semua mendoakan umur panjang untuk melihat rumah Pancasila selesai kita bangun itu cita-cita proklamator. Saya kira itu cita-cita kita bersama," ujar Ahok.
.(*)
0 Response to "Dicap Berbahaya!! Setelah Kasus Dugaan Penistaan Agama, Ahok Diserang Kasus Ini........"
Posting Komentar