Sekjen Dewan Syuro DPD FPI Jakarta Habib Novel Bamukmin
Keterangan itu diambil agar penyelidikan kasus Ahok berimbang.
Sekjen Dewan Syuro DPD FPI Jakarta Habib Novel Bamukmin mengatakan bahwa upaya Bareskrim Polri tersebut, terkesan mengulur-ulur waktu.
Menurutnya, semua ulama dan organisasi umat muslim berkiblat kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sudah menyatakan bahwa pernyataan Ahok terkait Almaidah 51 sudah menista agama.
"Jadi sebenarnya ini ulama MUI sudah bulat terkait pernyataan Ahok. Keputusan ulama nasional diwakili MUI. Islam dunia juga menyatakan itu pernyataan Ahok menistakan agama khususnya ulama. Ayatnya sudah jelas. Mau dicari pendapat ulama yang mana lagi. Mereka cari-cari celah untuk Ahok supaya tidak dijerat," kata Habib Novel, Selasa (25/10).
Dia meminta agar Polri adil terhadap umat Islam dengan menindak tegas mantan Bupati Belitung Timur itu. Sebab, bukan kali ini Ahok melakukan penistaan agama.
"Polisi tak usah repot-repot. Penjarakan saja. Mending Ahok diamputasi dari pada merusak semua. Ngapain mempertahankan orang yang suka penggusuran. Ini bukan satu kali Ahok menistakan agama. Mungkin kali ini kena batunya dia, karena membuat resah umat," jelas dia.
Habib Novel bahkan menilai, Bareskrim Polri tidak perlu izin Presiden Joko Widodo untuk memeriksa sekaligus memenjarakan Ahok.
"Banyak kepala daerah yang dipenjarakan tanpa izin presiden. Salah satunya Gubernur Sumatera Utara. Ini kan polisi cuma mencari-cari alasan saja. Ini penggebosan," tegas dia.
Di samping itu, Habib Novel juga menampik bahwa gerakan dan tindakan FPI terhadap Ahok dalam konteks Pemilihan Gubernur DKI.
Menurutnya, gerakan ini murni karena umat resah kepada Ahok.
"Kami tidak pernah ikut campur dalam urusan pilkada dan semua politik praktis. Ini murni, untuk menggulingkan Ahok. Kami semua resah dan tidak akan diam melihat Ahok berbuat demikian," tandas Habib Novel. (*)
0 Response to "Bareskrim Jauh-Jauh ke Jatim Demi Kasus Ahok, FPI Meradang Bilang Begini....!!"
Posting Komentar