Beritateratas.com - Walikota Bandung Ridwan Kamil akhirnya buka suara menanggapi tingkah polah buzzer dan tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kang Emil meminta buzzer Ahok tidak usah lebay. Secara khusus Kang Emil meminta anggota Tim Pemenangan Ahok, Guntur Romli, untuk tidak memojokkan kota lain, jika memang ada problem di Jakarta.
“@digembok @gunromli udah ga usah lebay. Jika ada problem di JKT, buzzer gak usah mojokin kota lain. ketara banget polanya,” tegas Kang Emil di akun Twitter @ridwankamil.
Sebelumnya, Guntur Romli di akun @GunRomli menyoal relokasi warga Kebon Waru, Bandung, untuk membandingkan dengan relokasi yang dilakukan Pemprov DKI. “Yang di Kebon Waru Bandung berapa KK? Direlokasi ke Rusun gak kayak di Jakarta? Kok gak ada yang ribut yaaaa,” tulis @GunRomli.
@GunRomli menyisipkan capture tulisan bertajuk “Tangis Histeris Mewarnai Penggusuran Rumah di Kebon Waru Bandung”.
Ridwan Kamil pun menegaskan bahwa warga Kebon Waru direlokasi ke Rusun Rancacili. “Direlokasi dengan baik-baik ke Rusun Rancacili. Saya turun sendiri dialog silaturahmi lebih dari 5 kali. paham mase,” tegas @ridwankamil.
Tak mau kalah, @GunRomli juga meminta Ridwan Kamli untuk tidak “baper” (bawa perasaan-red). “Gak usah baper Kang Emil, twit-twit itu ditujukan untuk yang koar-koar relokasi dilakukan Ahok tapi diem untuk yang di Bandung,” kicau @GunRomli.
Terkait keberadaan buzzer, Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi, mengaku jengkel dengan perilaku para pendukung Ahok di sosial media (sosmed) akhir-akhir ini.
Adhie menyebut, serangan yang dilancarkan para pendukung Ahok itu menyerang personal orang-orang yang berseberangan dengan Ahok secara membabi buta.
“Saya kritik Ahok soal kebijakannya dengan logika. Tapi Ahok turunkan teroris sosmed buat lawan Saya. Ini bikin birahi makin menjadi. Salah gaya dia,” geram Adhie di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Di lain sisi, lanjut mantan jubir presiden Gusdur ini, kalau lawan politik Ahok berkomentar terkait kebijakan Ahok maka teroris sosmed itu menuduh rasis dan intoleran. Giliran mereka menghina, alasannya kebebasan berekspresi.
“Memang jahanam,” kata Adhie.
Para teroris sosial media itu, lanjut Adhie, panas dingin baca statement-statement dan argumen Adhie.
Ia pun mengatakan, mereka yang kerap melakukan bullying terhadap lawan politik Ahok bukan buzzer, tapi teroris.
“Mereka itu teroris. Ahok tahu, yang lebih sangar dari di-bully sering saya terima. Takut? Iyalah. Tapi cinta saya kepada NKRI lebih besar dari rasa takut,” ujar Adhie.
Tidak semua pendukung Ahok adalah 'buzzer berbayar'. Karena ada yang benar - benar mendukung Ahok pure berdiri sendiri dan tanpa koordinasi.
Memakai akun - akun kloningan untuk menyebar info dan membully tidak bisa langsung disebut sebagai buzzer. Karena faktanya, sejak pilpres 2014 sampai detik ini pendukung kedua kubu masih terpecah belah di sosial media. Tentu saja sangat riskan memakai real account untuk memposting hal - hal yang berbau politis kecuali akun itu terproteksi dengan baik.
Karena bisa jadi, baru saja posting, akun langsung kena hack atau kena report. Ini salah satu alasan mengapa sejumlah pendukung lebih suka membuat akun kloningan. Bukan untuk menjadi buzzer berbayar tapi pure untuk mendukung selain alasan segi keamanan.
Bagaimana menurut anda?(*)
0 Response to "Pedas....!! Ridwan Kamil Murka, Anggota 'Tim Pemenangan Ahok' Kena Semprot Begini....."
Posting Komentar