Beritateratas.com - Sejumlah tokoh berkumpul di kediaman Rachmawati Soekarnoputri, Sabtu (17/9/2016), untuk membahas bermacam permasalahan yang terjadi di Indonesia
Hadir di antaranya Amien Rais, Lily Chodidjah Wahid, Syarwan Hamid, Fuad Bawazier.
Rachmawati menilai, selama hampir dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla banyak terjadi kerusakan yang dialami oleh Indonesia.
Berbagai masalah tersebar dari ekonomi, politik, hingga hukum.
"Utang yang sekarang ini sudah mencapai Rp 4.000 triliun lebih. Banyak aset negara yang sudah digadaikan, patut diduga tidak lama lagi dijual," kata Rachamawati, Sabtu.
"Kita terancam capai defisit 3 persen. Yang memprihatinkan kita, bahkan pemerintah berupaya seolah mengelabui kita dengan melebarkan defisit 5 persen. Itu sudah cukup untuk impeachment," ujar Rachma.
Rachmawati menuturkan, masalah hukum juga terjadi. Ia mencontohkan pelanggaran konstitusi terhap kasus dwi-kewarganegaraan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar.
Selain itu, Rachma menuturkan, Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penghematan Anggaran 87 Kementerian dan Lembaga disebut sebagai pelanggaran terhadap tata kelola keuangan negara.
Seharusnya, lanjut dia, Presiden membicarakan pemotongan anggaran itu dengan DPR.
"Harusnya dibicarakan bersama DPR, termasuk waktu mengambil utang. Sebenarnya sudah cukup banyak pelanggaran terhadap konstitusi, UU, etika ketatanegaraan sudah cukup banyak dilakukan oleh penguasa," ucap Rachma.
Menurut Rachma, banyak pihak yang seolah-olah menutup mata terhadap berbagai permasalahan yang terjadi.
Adapun, Lily Wahid mengatakan, telah terdapat beberapa tim yang akan melakukan gugatan hukum terhadap masalah tersebut.
"Untuk dwi-kewarganegaraan memang sudah ada beberapa teman yang menyiapkan untuk melakukan mengajukan gugatan. Tentang melencengnya APBN juga sudah ada teman yang mulai bersiap-siap," ucap Lily.
"Ada kelompoknya sendiri yang mengajukan gugatan. Tidak mungkin penyelesaian tanpa gugatan," kata dia.(*)
Hadir di antaranya Amien Rais, Lily Chodidjah Wahid, Syarwan Hamid, Fuad Bawazier.
Rachmawati menilai, selama hampir dua tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla banyak terjadi kerusakan yang dialami oleh Indonesia.
Berbagai masalah tersebar dari ekonomi, politik, hingga hukum.
"Utang yang sekarang ini sudah mencapai Rp 4.000 triliun lebih. Banyak aset negara yang sudah digadaikan, patut diduga tidak lama lagi dijual," kata Rachamawati, Sabtu.
"Kita terancam capai defisit 3 persen. Yang memprihatinkan kita, bahkan pemerintah berupaya seolah mengelabui kita dengan melebarkan defisit 5 persen. Itu sudah cukup untuk impeachment," ujar Rachma.
Rachmawati menuturkan, masalah hukum juga terjadi. Ia mencontohkan pelanggaran konstitusi terhap kasus dwi-kewarganegaraan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar.
Selain itu, Rachma menuturkan, Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penghematan Anggaran 87 Kementerian dan Lembaga disebut sebagai pelanggaran terhadap tata kelola keuangan negara.
Seharusnya, lanjut dia, Presiden membicarakan pemotongan anggaran itu dengan DPR.
"Harusnya dibicarakan bersama DPR, termasuk waktu mengambil utang. Sebenarnya sudah cukup banyak pelanggaran terhadap konstitusi, UU, etika ketatanegaraan sudah cukup banyak dilakukan oleh penguasa," ucap Rachma.
Menurut Rachma, banyak pihak yang seolah-olah menutup mata terhadap berbagai permasalahan yang terjadi.
Adapun, Lily Wahid mengatakan, telah terdapat beberapa tim yang akan melakukan gugatan hukum terhadap masalah tersebut.
"Untuk dwi-kewarganegaraan memang sudah ada beberapa teman yang menyiapkan untuk melakukan mengajukan gugatan. Tentang melencengnya APBN juga sudah ada teman yang mulai bersiap-siap," ucap Lily.
"Ada kelompoknya sendiri yang mengajukan gugatan. Tidak mungkin penyelesaian tanpa gugatan," kata dia.(*)
0 Response to "Kritik Jokowi-JK, Amien Rais dan Sejumlah Tokoh Berkumpul di Rumah Rachmawati"
Posting Komentar