Beritateratas.com - Eksekusi terpidana mati di Lapas Nusakambangan meninggalkan kisah unik tentang sosok AKBP Sumy Hastry Purwanti. Polisi wanita yang karib disapa Sumy ini menjadi satu-satunya perempuan dalam jajaran tim eksekutor.
Peran Sumy dalam tim eksekutor bukan sembarangan. Kepala Subbidang Kedokteran Polisi Polda Jawa Tengah itu bertugas untuk menentukan titik bidik yang menjadi sasaran juru tembak.
"Sebagai dokter, kami yang paling tahu titik mematikan yang harus dibidik," kata perempuan kelahiran 23 Agustus 1970 itu, seperti dilansir Rabu (31/08/2016).
Sumy tercatat sudah terlibat dalam lima kali proses eksekusi terpidana mati di Nusakambangan. Pertama kali dirinya dilibatkan saat terpidana kasus tindak pidana terorisme Imam Samudra dan Amrozi pada 2008.
Sejak itu dia rutin menjadi satu-satunya polwan yang terjun langsung dalam rangkaian pelaksanaan eksekusi. "Eksekusi mati 2008, 2011, 2013, 2015, dan yang terakhir Juli 2016 kemarin," ujar dia.
Sebagai ahli forensik, ibu dua anak itu bertugas untuk memeriksa kesehatan terpidana mati yang akan dieksekusi hingga menentukan titik tembakan kematian. Bahkan, tugasnya belum selesai setelah terpidana mati dinyatakan meninggal dunia usai ditembak.
Perwira polwan berpangkat melati dua itu masih harus membawa jenazah terpidana mati ke pemulasaran untuk dipersiapkan sebelum dikuburkan.
"Ada keluarga yang minta agar dimandikan. Kalau WNA yang akan dipulangkan ke negara asalnya juga ada perlakukan tersendiri," katanya.
Lebih dari sepuluh tahun berkecimpung di dunia forensik kepolisian memberi Sumy banyak pengalaman menangani berbagai kasus. Doktor Ilmu Forensik itu telah menelurkan tiga buku berdasarkan pengalaman-pengalamannya.
Ketiga buku karya Sumy masing-masing "Dari Bom Bali Hingga Tragedi Sukhoi: Keberhasilan DVI Indonesia Dalam Mengungkap Berbagai Kasus", "Ilmu Kedokteran Forensik Untuk Kepentingan Penyidikan" serta "Mengenal DNA Populasi Batak, Jawa, Dayak, Toraja, dan Trunyan".
Saat ini, dosen Ilmu Kedokteran Forensi di sejumlah perguruan tinggi tersebut siap meluncurkan buku keempat yang berjudul "Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Dari Segi Ilmu Kedokteran Forensik".(*)
0 Response to "Kisah Hastry, Satu-satunya Polwan Penembak Terpidana Mati di Nusakambangan...!!"
Posting Komentar